I.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengertian
Biodiversitas (Wayan : 2010) mengacu pada macam dan kelimpahan spesies,
komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang alam di mana mereka
berada. Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas
kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua
bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur,
bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa
biodiversitas mengacu pada diversitas gen, spesies dan ekosistem. Biodiversitas
juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada semua level
di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang mulai dari tingkat lokal
ke regional dan global. Krebs (2001) menyatakan bahwa Sejarah dan kestabilan
lingkungan akan meningkatkan diversitas. pemangsaan, kompetisi dan
heterogenitas juga turut berpengaruh pada diversitas.
Ikan
adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan yang paling
besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh permukaan bumi,
sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah lakunya. Jumlah
spesies ikan yangtelah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan diperkirakan
akan berkembang mencapai28.000 spesies. Jumlah spesies yang hidup di muka bumi
adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada di
permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1984).
Bentuk, ukuran, dan letak mulut ikan dapat
menggambarkan habitat ikan tersebut.Ikan-ikan yang berada di bagian dasar
mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkanikan- ikan pelagik dan ikan
pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton
mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan keluar. Pada
rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang
yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan
pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan
langsung dengan ukuran makanannya.Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil
mempunyai mulut yang dilengkapi denganmoncong atau bibir yang panjang. Ikan
dengan mangsa berukuran besar mempunyailingkaran mulut yang fleksibel,
(Learman, M. 1986).
Bentuk
tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannyadengan
anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu
kitamelihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut.
Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar.
Bentuk tubuh pada mahluk hidup,termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan
anatomi, sehingga ada baiknya sebelummelihat anatominya; terlebih dahulu kita
melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Pada
dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekatkekerabatanya
mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang,kepiting dan
lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai
jenisikan serta pada berbagai jenis hewan lainya (Effendi, 1979).
Bentuk
tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan
anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat
bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah
bentuk tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada
mahluk hidup,termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan anatomi, sehingga
ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk
tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Pada dasarnya morfologi
dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai
kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang,kepiting dan lobster
hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenisikan serta
pada berbagai jenis hewan lainya (Effendi, 1979).Karakter morfologi meliputi
studi morfometrik dan meristik dari ikan. Morfometrik adalah ciri yang
berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjangtotal dan
panjang baku. Ukuran ini merupakan salah satu hal yang dapat digunakan
sebagaiciri taksonomik saat mengidentifikasi ikan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam
satuan milimeter atau centimeter, ukuran yang dihasilkan disebut ukuran mutlak.
Adapun meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh dari
ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah
pada sirip punggung (Affandi, et al.,1992).
II.
MATERI
DAN METODE
2.1 Materi
2.1.1
Alat
Alat-alat yag digunakan adalah praktikum
kelompok mandiri ekologi perairan adalah plastik, seser, pancing, kamera
digital, milimeter blok, dan laptop.
2.1.2
Bahan
Bahan yang digunakan antara lain ikan
yang di dapat dari Sungai Logawa , akuades, dan larutan formalin 40%.
2.2 Metode
Metode
penelitian yang digunakan dalam pengumpupulan data praktikum ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode pengambilan data secara
survey dan observasi langsung dilapangan serta melakukan pengumpulan data
dengan memusatkan perhatian pada suatukasus secara intensif dan mendetail,
sehingga mendapatkan gambaran yang menyeluruh sebagai hasil dari pengumpulan
data dan analisis data dalam jangka waktu tertentu (Natsir, 1983).
Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut sugiyono (2012:68)
“purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu”. Selain itu menurut Arikunto ( 2010:183) purposive sample dilkukan
dengan cara mengabil subjek bukan diatas strata, random, atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena
beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana
sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh.
Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara,
metode study kasus, dan metode dokumentasi. Metode observasi menurut
Natsir,(1983) adalah pengamatan secara
langsung untuk mengambil data dengan menggunakan mata tanpa adanya pertolongan
standar lain. Hal ini dilakukan dengan datang secara langsung ke lokasi sungai
Logawa untuk mendapatkan sampel. Metode wawancara menurut adalah proses
mendapatkan atau memperoleh keteragan dengan cara mengadakan tanya jawab serta
bertatap muka secara langsung dan sistematis. Dalam praktikum ini metode
wawancara digunakan dengan menanyakan secara langsung kepada para pemancing dan
warga sekitar sungai Logawa mengenaik jenis ikan yang banyak di dapatkannya.
Metode study pusaka dilakukan untuk mencari landasan teori mengenai praktikum
yang akan dilakukan. Study pustaka dilakukan untuk mengetahui taksonomi ikan
dan karakteristiknya. Metode dokumentasi menurut Arikunto (1997), dilakukan
dengan mengambil gambar secara langsung menggunakan kamera untuk memperkuat
data primer.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Spesimen
1
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
(Valenciennes,1842)
Nama
lokal : Ikan Nelem
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Ikan Nilem mempunyai bentuk tubuh
pipih, mulut dapat disembulkan. Posisi mulut terletak diujung hidung
(terminal).Posisi sirip perut terletak di belakang sirip dada (abdominal). Ikan
nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid). Rahang atas sama panjang atau
lebih panjang dari diameter mata, sedangkan sungut moncong lebih pendek
daripada panjang kepala.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
2
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus gonionotus
(Bleeker,
1850)
Nama lokal : Ikan Tawes
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Memiliki tubuh compresed, memiliki
warna tubuh cerah dengan sirip teratur.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
3
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius orphoides
(Valenciennes, 1842)
Nama lokal : Ikan Brek
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Memiliki bentuk compresed, sirip anal
berwarna merah, memiliki sirip perut.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
4
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora argyrotaenia
(Bleeker,
1850)
Nama lokal : Ikan lunjar
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Memiliki garis linear di tengag warna
hitam, bentuk tubuh compresed, ukuran ikan sedang, memiliki finlet.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
5
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
(Sannin, 1982)
Nama lokal : Ikan Nila
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Bentuk tubuh compresed, memiliki
warna tubuh belang kehitaman, mulut terletak di tengah.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
6
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo
: Siluriformes
Famili : Loricariidae
Genus
: Hypostomus
Spesies
: Hypostomus plecostomus
(Linnaeus, 1758)
Nama lokal : Ikan Sapu-sapu
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Memiliki sirip pektoral yang
berfungsi sebagai penempel, warna tubuh kehitaman.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″ BT
dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
7
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Mossambicus
(W. Peters,1852)
Nama lokal : Ikan Mujair
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Warna tubuh kehitam-hitaman, memiliki
garis-garis dibagian tubuhnya.
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
8
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Nemacheilidae
Genus : Nemacheilus
Spesies : Nemacheilus faciatus
(Bleeker,
1863)
Nama lokal : Ikan Uceng
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Bentuk tubuh kecil memanjang,
memiliki garis-garis kehitaman di bagian tubuhnya, memiliki sungut
Lokasi (GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
Spesimen
9
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Famili
: Cyprinidae
Genus
: Barbodes
Spesies
: Barbodes binotatus
(Valenciennes, 1842)
Nama lokal :
Ikan Benter
Habitat :
Sungai Logawa
Deskripsi :
Sisik mengkilap, mata besar hitam kecoklatan, tidak memiliki sungut
Lokasi (GPS) :
109o10’0″-109o20’0″ BT dan 7o10’-7o25’
LS
Spesimen
9
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
(Linnaeus,
1758)
Nama
lokal : Ikan Lele
Habitat : Sungai Logawa
Deskripsi : Tubuh berwarna kehtaman, memiliki
sungut, ekor rounded
Lokasi
(GPS) : 109o10’0″-109o20’0″
BT dan 7o10’-7o25’ LS
4.2 Pembahasan
Ikan
air deras adalah ikan yang dapat tumbuh optimal bila dipelihara di aliran air
yang deras. Aliran air disebut deras bila debitnya minimal 25 liter/ detik.
Debit optimal untuk pemeliharaan ikan adalah 50-100 liter/detik. Air mengalir
derasmempunya oksigen terlarut antara 6-8 ppm. Ikan air deras biasanya
mempunyai insang sebagaialat pernapasan, tidak mempunyai labyrinh sebagai alat
pernapasan tambahan. Ikan air deras mempunyai sirip ekor yang berbentuk cabang,
bukan bulat. Contoh ikan air deras adalah tawes, nilem, mas, patin, bawal. Ikan
air deras bisa tumbuh optimal bila dipelihara pada air yang eras dan kaya
oksigen ( Ciptanto, 2010).
Taksonomi ikan nilem
menurut Valenciennes (1842)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan
Nilem termasuk famili Cyprinidae dengan nama umum bonylip barb, hidup di
perairan tawar dengan kisaran pH dan suhu masing masing 6,5-7 dan 220C - 260C.
Bentuk tubuh ikan nilem memanjang pipih. Terdapat dua pasang sungut di
kepalanya. Warna perut kemerahan dan warna punggungnya cokelat kehijauan.Warna
sirip ekor, dubur, dan perut kemerahan. Ukuran panjang total ikan nilem dapat
mencapai 35 cm (Kottelat et . 1993).
Morfologi
Ikan Nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disem bulkan.Posisi mulut
terletak diujung hidung (terminal).Posisi sirip perut terletak di belakang
sirip dada (abdominal). Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid).
Rahang atas sama panjang atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan
sungut moncong lebih pendek daripada panjang kepala. Permulaan sirip punggung
berhadapan dengan sisik garis rusuk ke 8 sampai ke10. Bentuk sirip dubur agak
tegak, permulaan sirip dubur berhadapan dengan sisik garis rusuk ke 22 atau ke
23 di belakang jari-jari sirip punggung terakhir. Sirip perut dan sirip dada
hampir sama panjang. Permulaan sirip perut dipisahkan oleh 4 -41/2 sisik dari
sisik garis rusuk ke-10 sampai ke-12. Sirip perut tidak mencapai dubur. Sirip
ekor bercagak. Tinggi batang ekor hampir sama dengan panjang batang ekor dan
dikelilingi oleh 16 sisik (Weber dan de Beaufort 1916 dalam Nuryanto 2001).
Ikan
nilem berdasarkan warna sisiknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ikan nilem
yang berwarna coklat kehitaman (ikan nilem yang berwarna coklat hijau pada
punggungnya dan terang di bagian perut) dan ikan nilem merah (ikan nilem yang
berwarna merah atau kemerah-merahan pada bagian punggungnya dan pada bagian
perut agak terang)
Taksonomi
ikan tawes mwnurut Bleeker (1850)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus gonionotus
Ikan
tawes, Barbonymus gonionotus akan tumbuh dengan baik bila dibudidayakan
di kolam air deras, keramba, maupun keramba jaring apung. Tawes termasuk ikan
herbivora. Ikan tawes di alam biasa hidup di sungai,danau , rawa, dan perairan
umum lainnya. Perairan yang disukaiikan tawes adalah perairan yang jernih
gemercik dengan kandungan oksigen yang tinggi. Ikan tawes juga dapat hidupp di
danau maupun rawa bahkan di air payau dengan salinitas 7 ppt (Ciptanto, 2010).
Tubuh
ikan tawes pipih ke samping . kulit ikan mempunyai sisik berwarna putih keperak
perakan dan berukuran besar. Mulut berada di ujung tengah kepalatermial dihiasi
sungaut.dorsal fin tegak dengan jari jari sirip kuat, sirip ekor analfin denang
lobus membulat. Tawes memiliki garis rusuk linea lateralis berjumlah 29-31
buah, panjang ikan ini bisa mencapai 52 cm dengan berat 2 kg per ekor. Di kolam
budidaya ikan tawes bisa mencapaiberat 1 kg per ekor ( Santoso, B dan Tata S.,
2001)
Taksonomi ikan Brek
menurut Valenciennes (1842)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Puntius
Spesies : Puntius orphoides
Puntius
orphoides termasuk kedalam Suku Cyprinidae (carps) atau
disebut juga dengan mata merah, istilah lainnya Javan barb. Morfologi P.
orphoides, mempunyai panjang total maksimal 25 cm untuk jantan atau individu
yang tak jelas jenis kelaminnya. Spina dorsalis ikan P. orphoides yang
keras 44; spina dorsal lunak: 88; spina anal keras: 2 dan yang lunak: 5 dengan
4 barbel. Ikan ini mempunyai barbell maxilla anterior (rostral), terdapat
penulangan transparan sederhana di bagian akhir dorsal dan bentuk seperti
gergaji ada di posterior. Bintik hitam tampak di bagian pedunkulus kaudal,
kecil, memanjang vertikal, ada bintik hitam di bawah punggung, warna gelap
ekstremitas atas di katup insang di bagian pektoral, bagian kaudal sirip warna
oranye tampak garis tepi hitam yang lebar pada setiap lobus, biasanya garis
longitudinal berupa bintik hitam sepanjang garis P. orphoides termasuk
jenis ikan yang bento-pelagik, hidup di perairan tawar dengan kisaran derajad
keasaman 66,5. P. orphoides terdistribusi luas di kawasan tropis dengan
kisaran temperatur air 2225oC. Dalam perniagaan sedikit dikomersialkan dan
harga di pasaran tidak diketahui. P. orphoides juga mempunyai daya tahan yang
sedang dan waktu minimum berulang populasi antara 1,4−4,4 tahun. Resistensi
ikan ini termasuk sedang, dengan vulnerability index 38,56 (Boyd, 1982;
Brotowidjoyo et al., 1990).
Parameter
kualitas air terkait dengan kehidupan ikan antara lain temperatur air terukur
berkisar antara 2830,5oC; kandungan oksigen terlarut 5,5410 ppm; pH 6,77,4; CO2
bebas 5,38,7 ppm dan alkalinitas 320.630 ppm. Data kisaran parameter kualitas
air yang mempresentasikan habitat perairan mengalir yaitu temperatur air
2131oC; kandungan oksigen terlarut 5,8–7,8 ppm; pH 5,8–8; CO2 bebas 1,84,6 ppm
dan kecepatan arus air 0,41,2 meter/detik. Kisaran temperatur tempat
ditemukannya P. orphoides adalah 2429oC (Hasisusanto dan suryaningsih, 2011).
Taksonomi Ikan Lunjar
Padi menurut Bleeker (1850)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Rasbora
Spesies : Rasbora argyrotaenia
Ikan
lunjar padi banyak terdapat di rawa-rawa dengan perairan jernih. Ikan lunjar
termasuk family Cyprinidae dengan tubuh polos kekuningan, dengan 29-30 deret
sisik sepanjang tubuh. Panjang hanya sekitar 4-5 cm, termasuk ikan omnivore
yaitu pemakan segala macam bahan pakan baik bahan hewani atau nabati.
Lingkungan yang disukai adalah suhu 230C - 280C, pH 6,0 – 7,5, memiliki mulut
menghadap ke atas dan kepalanya pipih datar, hal ini untuk mengambil oksigen di
permukaan air. Habitat ikan ini adalah perairan tawar yang jernih, tidak
tercemar dan tidak pernah ditemukan pada perairan asin dengan daerah sebaran
Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura (Kottelat,
at al., 1993).
Taksononi
ikan Nila menurut Saanin (1984)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtes
Ordo : Percomorphii
Famili : Cichlidae
Genus :Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan Nila atau Oreochromis
niloticus termasuk jenis hewan vertebrata yang seluruh badannya bersisik
dan mempunyai gurat sisi. Ikan Nila termasuk dalam filum Chordata yang berarti
bertulang belakang atau kerangka tubuh. Ikan Nila merupakan salah satub jenis
ikan yang dapat dibudidayakan di kolam dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
penting. Potensi Ikan Niloa sebagai Ikian Budidaya cukup besar, karena memiliki
kelebihan, yaitu :
a) Mudah
berkembang biak di lingkungan budidaya
b) Dapat
menerima makanan yang beragam
c) Toleransi
terhadap kadar garam/salinitas tinggi
d) Pertumbuhannya
Cepat
Habitat lingkngan Ikan
Nila, yaitu : danau, Sungai, Waduk, Rawa, Sawah, dan perairan lainnya. Selain
itu Ikan nila mampu hidup pada perairan payau, misalnya tambak dengan salinitas
maksimal 29% oleh karena itu masyarakat yang berada di daerah sekitar pantai
dapat membudidayakannya khusus kegiatan pembesaran Ikan Nila (Santoso,1996).
Ikan
Nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung ( dorsal fin), sirip dada
(pectoral fin), sirip perut ( venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip
ekor ( caudal fin). Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang
higga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dab berbentuk agak panjang.
Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah.
Ikan nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar dari pada ikan nila
betina. Alat kelamin nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi
sebagai muara urin dan saluran sperma teletak
di depan anus. Ika diurut, perut ikan nila jantan akan mengeluarkan
cairan bening. Sementara itu, ikan nila betina mempunyai lubang genital terpisah
dengan lubang urin yang terletak di depan anus. Bentuk hidunga dan rahang
belakang ikan nila jantan melebar dan berwarna biru muda. Pada ikan nila
betina, bentuk hidung dan rahag belakangnya agak lancip dan berwarna kuning
terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan berupa garis
putus-putus. Sementara itu, pada ikan nila betina, garisnya berlanjut ( tidak
terputus) dan melingar (Khairuman dan Amri, 2011).
Ikan
nila dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38 0 C dan
dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 22-37oC. Untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan, suhu optimum bagi ikan nila adalah 25-40o
C pertumbuhan ikan nia akan terganggu jika suhu habitatna lebih rendah
dari 14o C atau pada suhu 6o C atau 42o C.
Selain suhu, faktor lain yang bisa mempengaruhi kehidupan ikan nila adalah
salinitas 0-29 permil. Jika kadar garam 29-35 permil , ikan nila bisa tumbuh,
tetapi tidak bisa bereproduksi. Ikan nila yang masih kecil atau benih biasanya
lebih cepat menyesuaikan diri dengan kenaikan salinitas dibandingkan dengan
ikan nila yang berukuran besar (Khairuman dan Amri, 2011).
Taksonomi
ikan Sapu- Sapu menurut Linnaeus (1758)
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo
: Siluriformes
Famili : Loricariidae
Genus : Hypostomus
Spesies
: Hypostomus plecostomus
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan
sisik keras kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut
terletak dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri.
Semua sirip kecuali ekor selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung
lebar dengan tujuh jarijarim lemah (Hypostosmus sp) atau 10-13 jari-jari lemah
(Hyposarcus pardalis), warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-bintik
hitam diseluruh tubuhnya (Kottelat et al 1993). Ikan sapu-sapu berasal dari
Amerika Selatan tepatnya dari Argentina Utara, Uruguay, Paraguay, dan Brazil
bagian Selatan yaitu di sungai Rio de Plate, Rio Paraguay, Rio Panama dan Rio
Uruguay (Kottelat et al 1993).
Selain terdapat di kawasan Jakarta dan sekitarnya,
ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) sudah menyebar hingga di kawasan Depok
bahkan daerah Bogor dengan jumlah yang sangat besar (Prihardhyanto 1995).
Menurut Prihardhyanto (1995), keberadaan ikan sapu-sapu diperairan umum di
kawasan Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari aktivitas penggemar dan
pembudidaya ikan hias yang mungkin tanpa sengaja melepas jenis ikan tersebut di
perairan umum. Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang
deras dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa
dan danau (Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan
kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang
dapat hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu yang dapat
bertahan hidup).
Taksonomi
Ikan Mujair menurut (W. Peters, 1852)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Mossambicus
Adapun
morfologi dari ikan mujair adalah simetri bilateral. Adapun bentuk tubuh ikan
tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor dan memilki
garis literalis (gurat sisi). Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, yang
berbentuk terminal yakni mulut terletak di ujung hidung dan mulut dapat di
sembulkan, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah-menyebelah kepala
terdapat mata, antara bagian kepala dan batang tubuh terdapat tutup insang.
Bentuk sirip ekor adalah tegak,posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah
subabdominal yakni sirip perut agak dekat dengan sirip dada. Tipe sirip
punggung adalah tunggal, mempunyai sirip perut dan sirip dada, linear lateralis
tampak jelas,dan mempunyai operkulum atau penutup insang dan preoperkulum. Ikan
berukuran sedang, panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah
sekitar 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan,
kecoklatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam)
dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri
dan 9-12 jari-jari.
Taksonomi
ikan uceng menurut Bleeker (1863)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Nemacheilidae
Genus
: Nemacheilus
Spesies : Nemacheilus faciatus
Genus ini memiliki lebih dari 450 spesies dengan distribusi di Cina bagian
selatan, Selatan dan Asia Tenggara, Baluchistan, Iran barat dan timur
laut Afrika. Ikan dari genus Nemacheilus ditandai dengan sirip punggung yangagak
pendek (7 atau 8 cabang), garis longitudinal, membentuk sebuah
banddseluruh tubuh ke arah sirip ekor, bola mata berwarna hitam besar. Lubang hidung dekat satu sama lain , tubular tapi tidak diperpanjang sebagai sungut. Mulut setengah lingkaran, bibir
agak berdaging, sangat berkerut, bibir atas dengan sepasang barbel (Kottelat et.al.,1993).
Ukuran tubuhnya yang kecil dan habitatnya yang berupa bebatuan hingga
perairan berkerikil menyebabkan ikan ini mudah untuk
bersembunyidan sangat susah ditangkap.
Menurut Brown, (1975) dalam Kottelat et al.,(1993),
ikan uceng memiliki badan memanjang, ditemukan pada perairan dengan
kandungan oksigen terlarut tinggi, hidup di tepi sungai pada bagian
dangkal dan dasar sungai batu, kerikil dan pasir. Spesies ini mampu berenang
melawan arus.
Taksonomi Ikan Benter
menurut Valenciennes (1842)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbodes
Spesies : Barbodes binotatus
Ikan Benter memiliki
ciri-ciri bibir bawah tidak terpisah dari rahang bawah yang tidak berkulit
tebal atau terpisah dari rahang bawah oleh turisan pada permukaan saja; hidung
tidak berbintil-bintil keras. Tinggi batang ekor sama dengan panjangnya dan
setengah sampai sepertiga kepala; kepala 3,3 sampai 4,5 kali lebar mata
(Saanin, 1984). Ikan Benter mempunyai 2-4 sungut, gurat sisi sempurna, satu
jari-jari sirip terakhir punggung mengeras dan bergerigi dibagian
belakangnya; 4,5 sisik antara gurat sisi dan awal sirip punggung. Satu bintik
bulat besar pada bagian anterior dari pangkal sirip punggung dan sebuah lagi di
tengah batang ekor. Pada juvenil dan dewasa ada 2-4 titik-titik memanjang
(Kottelat et al., 1993).
Taksonomi ikan Lele (Linnaeus,
1758)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Sirip ekor, sirip punggung, dan sirip dubur tidak bersatu, kepala
relatif besar jari –jari sirip punggung dan sirip dubur relative sidikit, batas depan ubun –ubun membentuk garis melalui bagian tengah mata atau bagian depan mata, jarak antara sirip
punggung dan kepala 4,5- 5,5 kali lebih pendek dari jarak antara moncong dan tonjolan keras di kepala, mempunyai labirin, memijah
pada saat musim hujan sampai
awal musim kemarau, memakan serangga dan bersifat carnivore, menyukai di dasar sungai berlumpur atau rawa pada anak sungai, danau dan waduk
serta sebagai ikan konsumsi penting, 60 -70 jari – jari lemah pada sirip
punggung, 47 -58 jari –jari lemah pada sirip dubur panjang total 400 mm (Linnaeus, 1758)
IV.
KESIMPULAN
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Cyprinidae, Genus: Osteochilus, Spesies: Osteochilus hasselti,
Nama lokal: Ikan Nelem, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi: Ikan Nilem
mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disembulkan. Posisi mulut
terletak diujung hidung (terminal).Posisi sirip perut terletak di belakang
sirip dada (abdominal). Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid).
Rahang atas sama panjang atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan
sungut moncong lebih pendek daripada panjang kepala.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Cyprinidae, Genus: Puntius, Spesies: Puntius orphoides,
Nama lokal: Ikan Brek, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi : memiliki bentuk compresed, sirip anal
berwarna merah, memiliki sirip perut.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Cyprinidae, Genus: Puntius, Spesies : Puntius orphoides, Nama lokal: Ikan Brek,
Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi :
memiliki bentuk compresed, sirip anal berwarna merah, memiliki sirip
perut.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Cyprinidae, Genus: Rasbora, Spesies : Rasbora argyrotaenia, Nama lokal: Ikan lunjar,
Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi: memiliki garis linear di tengag warna
hitam, bentuk tubuh compresed, ukuran ikan sedang, memiliki finlet.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Perciformes,
Famili: Cichlidae, Genus: Oreochromis, Spesies: Oreochromis niloticus,Nama
lokal: Ikan Nila, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi: bentuk tubuh
compresed, memiliki warna tubuh belang kehitaman, mulut terletak di
tengah.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Siluriformes,
Famili: Loricariidae, Genus: Hypostomus, Spesies: Hypostomus
plecostomus, Nama lokal: Ikan Sapu-sapu, Habitat: Sungai Logawa,
Deskripsi: memiliki sirip pektoral yang berfungsi sebagai penempel, warna
tubuh kehitaman.
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Perciformes,
Famili: Cichlidae, Genus: Oreochromis, Spesies: Oreochromis Mossambicus,
Nama lokal: Ikan Mujair, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi: Warna tubuh
kehitam-hitaman
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Nemacheilidae, Genus: Nemacheilus, Spesies: Nemacheilus
faciatus, Nama lokal: Ikan Uceng, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi : Bentuk tubuh kecil memanjang,
memiliki garis-garis kehitaman di bagian tubuhnya, memiliki sungut
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Actinopterygii, Ordo: Cypriniformes,
Famili: Cyprinidae, Genus: Barbodes, Spesies: Barbodes binotatus,
Nama lokal: Ikan Benter, Habitat: Sungai Logawa, Deskripsi: sisik
mengkilap, mata besar hitam kecoklatan, tidak memiliki sungut
- Kingdom:
Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Pisces, Ordo: Ostariophysi, Famili:
Clariidae, Genus: Clarias, Spesies: Clarias batrachus, Nama lokal:
Ikan Lele, Habitat :Sungai Logawa,
Deskripsi: Tubuh berwarna kehtaman, memiliki sungut, ekor rounded
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan
Sulistiono. 1992. Iktiologi Suatu Pedoman
Kerja Laboratorium.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktis, Edisi Praktis.
Rineka Cipta. Jakarta.
Barus, T. A. 2002. Pengantar
Limnolongi. FMIPA USU: Medan.
Boyd, C.E. 1982. Water quality in warm water fish
pond. Craffmaster Printers Inc. Opelika, Alabama.
Brotowidjoyo, M.D., Tribawono, D. dan Mulbyantoro, E.
1990. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty,
Yogyakarta.
Ciptanto,
Sapto. 2010.TOP 10 Ikan Air Tawar. Lily Publisher.Yogyakarta.
Djajadireja, R., S. Hatimah, dan Z.
Arifin. 1997. Buku Pedoman Sumber Daya Perikanan Darat Bagian I. Direktorat
Jendral Perikanan Departemen Pertanian: Jakarta.
Effendie, M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan.
Yayasan Dewi Sri. Cikuray- Bogor.
Hadisusanto,Suwarno dan Suryaningsih,
Suhestri. 2011. Puntius orphoides Valenciennes, 1842: Kajian Ekologi dan
Potensi untuk Domestikasi. Biota. Vol 16 (2). hal :215-220. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Khairuman,
Amri, K. 2011. Budi Daya Ikan Nila secara Intensif. Agromedia. Jakarta
Kottelat M, Whitten AJ,
Kartikasari SN & Wiroatmodjo S. 1993. Freshwater Fishes of Western
Indonesia and Sulawesi. Edisi Dwi Bahasa Inggris-Indonesia. Periplus
Edition (HK) Ltd. Bekerjasama dengan Kantor Menteri KLH, Jakarta, Indonesia.
Krebs, C.J. 2011. Ecological Methodology. Harper
Collins. New York
Lerman, M. 1986. Marine biology. California: The
Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc
Natsir, M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.
Gadjah Mada University. Press: Yogyakarta.
Saanin
H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Bina Cipta.
Santos,
1993. Budi.Ikan Mas Mengungkap Teknik Pemeliharaan. Kanisius:
Yogyakarta.
Santoso. Budi
1996. Budidaya Ikan Nila. Kasinius: Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung