hidden cmr

Selasa, 06 Januari 2015

JARING KLITIK
A.    Deskripsi Alat
         Jaring klitik (shrimp entangling gill net), dimana jaring insang ini pada umumnya dipasang  pada daerah dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal dan udang. Jaring insang klitik  (bottom gill net), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan pada bagian dasar perairan dengan sasaran penangkapan adalah ikan demersal (Sainsbury, 1971 diacu dalam Rustandar 2005).
         Jaring klitik (shrimp entangling gill net),  kedua ujung jaring diletakkan jangkar sehingga letak jaring akan tertentu. Jaring direntangkan dekat pada dasar perairan, maka jaring ini dinamakan bottom gill net. Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ikan adalah ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada pelampung berbendera yang diletakkan pada kedua ujung jaring, tetapi tidak dapat mengetahui keadaan baik buruknya rentangan jaring di dalam laut. Pada umumnya yang menjadi daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk dan muara (Ayodhyoa, 1981).
         Bagian-bagian dari jaring klitik menurut Martasuganda (2002) yaitu pelampung (float), tali pelampung (float line), tali ris atas dan bawah, tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah (upper bolch line and under bolch line), srampad atas dan bawah (upper selvedge and under selvedge), badan jaring atau jaring utama (main net), tali pemberat (sinker line), pemberat (sinker). Ukuran per tinting: panjang 50 m sebelum diikat (37,5 m setelah diikat); lebar 2,94 m sebelum diikat (1,94 m setelah diikat); bahan nilon monofilamen No. 25; Selvedge PE d/3 (Subani dan Barus, 1989).
B.     Pengoperasian Alat
          Metode pengoperasian bottom gill net terdiri atas beberapa tahap seperti pemasangan jaring (setting) meliputi: penyusunan, pemasangan umpan, penurunan jaring dari sisi kiri lambung kapal dimulai dari penurunan batu pemberat, mata jaring, tali selambar, jangkar dan pelampung tanda. Perendaman jaring (soaking) selama sehari semalam. Pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi lambung kapal, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan. (Miranti, 2007).
          Persiapan yang dilakukan nelayan meliputi pemeriksaan alat tangkap, kondisi mesin, bahan bakar kapal, perbekalan, es dan tempat untuk menyimpan hasil tangkapan.Pencarian daerah penangkapan ikan (DPI), hal ini dilakukan nelayan berdasarkan pengalaman-pengalaman melaut yaitu dengan mengamati kondisi perairan seperti banyaknya gelembung-gelembung udara di permukaan perairan, warna perairan, serta adanya burung-burung di atas perairan yang mengindikasikan adanya schooling ikan. Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring (soaking) dan pengangkatan jaring (hauling). Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat (Krisnandar, 2001).
    Umpan yang digunakan adalah makanan yang disukai oleh ikan-ikan demersal dan lobster, yaitu hewan lunak (Mollusca), seperti keong dan kerang-kerangan; hewan berkulit duri (Echinodermata) seperti bulu babi, bintang laut dan teripang atau lili laut. Umpan kulit kambing dapat digunakan sebagai umpan alternatif. Selain umpan kulit kambing, umpan kulit sapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil tangkapan udang karang (Krisnandar 2001). Alat bantu pada jaring klitik berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling (Sainsburry 1971).
Jaring klitik dioperasikan di danau pada bagian dasar perairan dan perairan berkarang. Jaring klitik dapat dipasang di perairan air tawar yang dangkal pada kedalaman sekitar 50 m (Krisnandar 2001). Daerah distribusi jaring klitik adalah Bali, Cibinuangeum, Pangandaran dan sekitarnya (Jawa Barat) (Subani dan Barus 1989).
C.    Hasil Tangkapan
         Jaring klitik merupakan jenis alat tangkap yang selektif karena hanya menjaring ikan dengan ukuran yang sesuai dengan lebar mata jaring. Hasil tangkapan dari pengoperasian jaring klitik adalah udang barong (Panulirus spp), manyung (Tachysurus spp), layur (Trichiurus spp), gulamah (Scienidae) dan kuro (Polynemus spp) (Subani dan Barus 1989). Jenis ikan hasil tangkapan jaring klitik antara lain: Pisang-pisang (Caesio sp), ikan merah ( Osteichthyes sp), Baronang (Siganus sp), kulit pasir (Naso sp), Bambangan (Lutjanus malabricus), Kakatua (Scarus sp), Bobara laut (Achanthunus sp), kerapu (Epinephelus sp), dan Biji Nangka (Openereus sp) (Lanes dkk, 2013).



DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Krisnandar B. 2001. “Penggunaan Umpan pada Alat Tangkap Bottom Gillnet untuk Menangkap Udang Karang di Perairan Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat”. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Lanes S., Pontoh, O., dan Lumenta, V. Manajemen Usaha Perikanan Jaring Insang Dasar di Kelurahan Manado Tua 1 Kota Manado. Jurnal Ilmiah PS. Agrobisnis Perikanan UNSRAT. 1 (1): 21-25.
Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Miranti. 2007. “Perikanan Gillnet di Pelabuhan Ratu: Kajian Teknis dan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pemilik”. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rustandar R. 2005. “Analisis Efisiensi Teknik Unit Penangkapan Gillnet di Muara Angke Jakarta”. Skripsi [tidak dipublikasikan], Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sainsbury JC. 1971. Commercial Fishing Methods. An Introduction to Vessel and Gears. 3ed Edition. London: Fishing News Book.

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar